Kamis, 03 Oktober 2019

SK SDN 9 RANTEBUA TORUT


PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
CABANG DINAS PENDIDIKAN BUNTAO’ RANTEBUA
SEKOLAH DASAR NEGERI  9 RANTEBUA
Alamat : Jln. Buntu Datu Desa Pitung Penanian Kabupaten Toraja Utara
 

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 9 RANTEBUA
NOMOR :         / CDP-BR/ SDN.9/ VII/ 2014

TENTANG
PENGANGKATAN GURU HONOR TETAP
SDN 9 RANTEBUA

Menimbang        :    a.  Bahwa dalam kelancaran pembelajaran di kelas dan untuk memenuhi kekurangan tenaga guru di SDN 9 Rantebua, maka dipandang perlu mengangkat Guru Honor.
                                 b.  Bahwa saudara Syamsul Rijal, S.Pd. dianggap cakap dan telah memenuhi syarat diangkat sebagai Guru Honor, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah.

Mengingat                :     1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
                                 2.  Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
                                 3.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
                                 4.  Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Nasioanl;
                                 5.  Keputusan Menteri Nomor 044/ U/ 2002  Tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite  Sekolah;

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN  :   
Pertama              :    Mengangkat sebagai Guru Honor Tetap SDN 9 Rantebua terhitung sejak tanggal 1 Juli 2014 sampai tanggal 30 Juni 2015 kepada saudara:
                                 Nama                             : Syamsul Rijal, S.Pd.
                                 Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 20 Juni 1986
                                 Jenis Kelamin                : Laki-laki
                                 Pendidikan                    : S1
                                 Jurusan                          : PGSD
Kedua                 :    Kepada Guru Honor tersebut diberikan honorarium sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah) per bulan yang bersumber pada Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SDN 9 Rantebua.
Ketiga                  :    Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Asli keputusan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.


Ditetapkan di   :
Buntu Datu
Pada tanggal    :  1 Juli  2014

Mengetahui;
Pengawas TK / SD



DanialLino Padang, S.Pd.
NIP.
Kepala Sekolah




Pilipus Lita, S. Pd.
NIP. 19660718 198803 1 009


Rabu, 02 Oktober 2019


BAB I
PENDAHULUAN




A.      Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan merupakan suatu proses belajar terus menerus dilakukan manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu murid harus benar-benar dilatih, dibiasakan berpikir secara mandiri, dan untuk membentuk individu yang berkesadaran sosial dan susila atau membentuk pribadi yang bermoral. Tujuan pendidikan ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang ditegaskan dalam Undang–undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2011: 8) yang mengatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kegiatan belajar yang bersifat formal merupakan kegiatan yang paling pokok yang terarah pada tujuan tertentu. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

1
 
Keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik. Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap ada inovasi pendidikan, khususnya dalam pengelolaan kelas sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia yang dihasilkan dari pendidikan formal selalu pada faktor guru. Demikian juga dalam upaya membelajarkan murid, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan strategi pengelolaan kelas dalam mengembangkan efektivitas belajar.
Pada saat pembelajaran matematika persoalan yang muncul adalah metode yang sesuai digunakan guru sehingga materi pembelajaran matematika dapat lebih mudah dimengerti, dipahami, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari­-hari. Namun, ada pula sebagian guru yang telah memahami konsep pengelolaan strategi belajar mengajar yang mampu meningkatkan hasil belajar murid tetapi tidak mampu menerapkannya di kelas sehingga seorang guru tidak dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi dan situasi belajar mengajar yang efektif sehingga dapat berakibat rendahnya hasil belajar murid pada mata pelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar.
Terkait dengan hal tersebut, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung, menumbuhkan kemampuan murid yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika, dan mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal melanjutkan ke SLTP, serta membuat sikap logis, kritis, cermat dan disiplin (Depdikbud, 1994). Dengan demikian pembelajaran matematika perlu dirancang, dikelolah dan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai pembelajaran dan metode mengajar yang sesuai dengan perkembangan murid sekolah dasar, dalam mengkongkritkan objek matematika yang abstrak guru perlu menguasai berbagai metode dan pembelajaran dalam mengajar matematika serta dapat mengaplikasikannya dengan baik, sehingga konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dapat dikuasai oleh murid sekolah dasar. Melalui metode dan pembelajaran yang telah dikuasai oleh guru tersebut maka guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang yang efektif dan efisien dalam pembelajaran matematika.
Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan, dengan kata lain guru menempati titik sentral pendidikan. Agar guru mampu menunaikan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu harus memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti halnya proses pendidikan pada umumnya. Dengan demikian peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk di dalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai.
Berdasarkan pengalaman yang didapatkan pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) awal bulan Oktober sampai Desember 2012 dan pada tanggal 7 Januari 2013, diperoleh data pada hasil Ujian Akhir Semester di kelas V Al-Khofidzhu Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 34 Kota Makassar masih rendah yaitu hanya 52% murid yang dikategorikan mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika (70,00), sedangkan target kurikulum adalah 85% secara klasikal.
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu guru belum memvariasikan berbagai metode dalam proses pembelajaran meskipun guru memberikan penugasan kepada murid, namun hanya sebatas mengerjakan soal saja serta guru juga kurang memperhatikan tahap-tahap penyajian suatu konsep matematika di sekolah dasar.
Setelah melakukan observasi dengan murid di kelas tersebut, ditemukan bahwa banyak murid kurang aktif atau acuh dalam mengikuti pelajaran matematika, malas mengerjakan tugas, dan kurang bersemangat bahkan menganggap metematika adalah mata pelajaran yang paling sulit dibanding mata pelajaran yang lain. Oleh karena itu, perlu pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi untuk mengatasi kesulitan belajar matematika murid. Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap murid terhadap pelajaran matematika, guna meningkatkan mutu pengajaran. Penerapan suatu metode pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan serta kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan murid yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki, dan keadaan sosial ekonomi murid sebagai obyek. Sesuai yang dikatakan oleh Roestiyah (2008: 2) bahwa:
Setiap jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya.

Pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan akan meningkatkan motivasi belajar murid. Sebagai contoh adalah pemberian tugas pada setiap akhir pelajaran dengan harapan aktifitas belajar murid dapat ditingkatkan, sehingga prestasi belajar murid dapat pula meningkat. Sesuai dengan pendapat Yuliawan (2008) bahwa pemberian tugas pada setiap pertemuan mempengaruhi hasil belajar murid. Dengan demikian tugas setiap pertemuan menyebabkan murid termotivasi dalam belajar, disamping itu murid lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada peningkatan hasil belajar murid bukan hanya peran guru yang dibutuhkan tetapi murid sendirilah yang dituntut peran aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh murid dalam meningkatkan prestasi belajarnya adalah penguasaan bahan pelajaran. Murid yang kurang mengusai bahan pelajaran akan mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan murid yang lebih mengusai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya aktifitas dari murid yang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi lebih dari itu yakni memahami, mengaplikasikan, dan mengevaluasi bahan pelajaran.
Metode yang diterapkan dalam melibatkan murid secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah menggunakan metode resitasi. Metode resitasi diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang tepat guru gunakan untuk mengatasinya. Menurut Sudjana (2002: 82) “dalam metode resitasi diharapkan mampu memancing keaktifan murid dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena murid dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus dipertanggungjawabkan”.
Keberhasilan proses pembelajaran di samping tugas guru, maka murid turut memegang peranan yang menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebab bagaimanapun baiknya penyajian guru terhadap materi pelajaran, akan tetapi murid tidak mempunyai perhatian dalam hal belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai.
Slameto (1990: 88) mengemukakan bahwa:
Agar murid berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.

Diharapkan bila guru telah memberikan tugas pada murid, hari berikutnya harus dicek apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberi motivasi belajar murid.
Perlu disadari bahwa yang diharapkan oleh guru terhadap muridnya adalah bahan pelajaran yang diterima murid dapat dikuasainya dengan baik. Olehnya itu, maka salah satu cara yang ditempuh adalah tugas yang diberikan oleh guru tidak hanya dikerjakan di kelas yang sempit dan terbatas oleh waktu, akan tetapi perlu dilanjutkan di rumah, di perpustakaan, di laboratorium dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Resitasi Pada Murid Kelas V Al-Khofidzhu Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 34 Kota Makassar”.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan metode resitasi pada murid kelas V Al-Khofidzhu Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 34 Kota Makassar?

C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan metode resitasi pada murid kelas V Al-Khofidzhu Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 34 Kota Makassar.

D.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis.
1.        Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a.    Bagi akademisi, proses penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam pengembangan materi dalam suatu pembelajaran dan uji implementasinya, sedangkan hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu dan hasil belajar matematika.
b.    Bagi peneliti lain, proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding bagi penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan.
2.        Manfaat Praktis
a.    Bagi peneliti, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam mengajar menggunakan metode resitasi.
b.    Bagi guru, sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar serta untuk mendorong para guru lebih inovatif dan kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran di kelas.
c.    Bagi sekolah, diharapkan memperoleh sumbangan inovasi pembelajaran yang secara operasional cocok dan relevan dengan nuansa pembelajaran yang diinginkan. Inovasi ini tidak hanya menyangkut metodenya tetapi juga meliputi perangkat pembelajarannya.
bab i skripsi hetti